Penjemputan Jenazah ke-23
03 Agustus 2020
Kabar duka seolah seoalah tidak pernah berhenti bergaung di Tanah Timor ini. Selalu saja ada pemberitahuan yang memilukan. Seperti hari ini, kabar kedatangan jenazah PMI yang dipulangkan dari Malaysia berhembus di Nusa Tenggara Timor. Satu lagi Putri NTT meninggal di negeri orang dan jenazahnya dipulangkan ke Tanah Air.
Jenazah ke-23 yang aku jemput hari ini adalah atas nama MH, seorang wanita berumur 57 tahun yang meninggal dunia pada 24 Juli 2020 karena Right Breast Cancer (Kanker Payudara Kanan). Dalam penjemputan jenazah siang hari ini (3/8/2020), aku datang bersama suster Laurentina PI. Di kargo Bandara hadir juga Mama Pendeta Emmy Sehartian dari Sinode GMIT dan Kakak Decky dari Rumah Harapan, juga petugas BP2PMI yang selalu setia setiap saat kala ada informasi tentang jenazah PMI yang dipulangkan ke Indonesia. Keluarga dari Malaka pun hadir dalam penyambutan jenazah saudari MH. Kurang lebih ada sepuluh orang saudara laki-lakinya yang hadir di kargo.
“Dia sudah tiga tahun di Malaysia.” Adik sepupu MH memulai ceritanya. Aku diam dan menyimak setiap kalimatnya.
“Dia kerja sebagai pembantu rumah tangga, suami dan anaknya sama-sama dengan dia di Malaysia,” ujarnya menjelaskan.
“Terus dia punya suami dan anak sonde ikut antar?” tanyaku penasaran.
“Ada ikut. Suami dan anaknya akan menyusul karena masih urus surat-surat. Mereka sekarang sudah ada dalam perjalanan dari Malaysia juga,” jawabnya.
Aku menganggukkan kepala tanda mengerti dan membagikan sarung tangan untuk dipakai mereka saat memindahkan peti jenazah dari kereta kargo ke dalam mobil jenazah BP2PMI.
Kami menunggu dengan sabar sampai peti jenazah terlihat dari dalam kargo bandara. Ketika peti sudah ditarik dengan kereta kargo, kami masih harus bersabar menanti kedatangan petugas Bea Cukai untuk penandatanganan beberapa surat. Padahal kami sudah cukup lama menunggu dan masih harus bersabar menunggu hingga petugas Bea Cukai datang dan mengizinkan jenazah dibawa pulang.
Jenazah MH dipindahkan dari kereta Kargo ke Mobil Ambulans BP2PMI |
Peti jenazah yang sudah dibaringkan di atas mobil jenazah terparkir di bawah pohon beringin yang rindang. Suster Laurentina PI menyapu pelan sudut peti sebelum mengajak kami semua menaikkan doa syukur atas kepulangan jenazah saudari MH. Waktu menunjukkan hampir pukul dua siang saat doa usai dan tiga orang saudara laki-laki MH naik dan duduk di sebelah peti.
Sirine mobil jenazah dikumandangkan dan perlahan mobil menghilang dari pandangan. Kami yang masih di kargo berpamitan satu sama lain dan kembali pada rutinitas masing-masing.
Syukur kepada Allah karena proses penyambutan jenazah siang ini berjalan dengan lancar. Ini semua bukan karena kuat dan hebat kami tapi Kasih Allah Bapa yang selalu menyertai sehingga kami mampu untuk tetap bertahan dalam pelayanan Kargo ini di tengah pandemi Covid-19. Semakin hari semakin sedikit orang yang memiliki perhatian terhadap pelayanan kargo yang berjalan sejak 2016 ini, namun masih ada segelintir orang yang tetap hadir untuk menyambut saudara-saudari kami yang dipulangkan di dalam peti.
Jenazah MH dimasukkan dalam mobil ambulans BP2PMI |
Semoga Allah Bapa tetap menyalakan api kesetiaan itu di dalam hati setiap kami dan menunjukkan kepada dunia bahwa meskipun di dalam peti, mereka tetaplah manusia yang semasa hidupnya menebarkan berbagai kebaikan kasih Allah kepada sesamanya. Semoga Allah Bapa selalu menyertai karya ini.
***