Webinar Cyber Bullying Untuk Misdinar Indonesia
Sahabat Insan mengikuti Webinar Cyber Bullying yang berlangsung pada Sabtu (13/11/2021) pukul 17.00 hingga 19.00 WIB. Tujuan kegiatan ini menyasar misdinar Indonesia agar bisa terhindar dan bisa saling menghargai sesama di media sosial.
Sebelum acara dimulai, Suster Irena Handayani, OSU dari TalithaKum Jakarta memberikan kata sambutan dan mengapresiasi kerja keras dari jejaring kemanusian yang mengadakan acara ini dan keterlibatan mesdinar yang mau terlibat dan meluangkan waktu untuk mengikuti acara webinar.
Retno Ayu dan Esti Damayanti, anggota dari Ecpat Indonesia (sebuah jaringan global yang bekerja untuk menentang Eksploitasi Seksual Anak) memandu acara dari awal hingga selesai dan memperkenalkan para narasumber yang mengisi acara. Kedua moderator mengajak seluruh peserta untuk tidak malu bercerita kepada orang-orang dekatnya tentang perundungan yang mereka alami, baik di media maya maupun secara nyata.
Untuk memberikan penyadaran terkait Cyber Bullying, narasumber yang memberi materi adalah pihak yang mendalami kasus cyberbullying secara mendalam, seperti Enrico dari Kompak (Kolaborasi Masyarakat dan Pelayanan untuk Kesejahteraan Kemitraan Pemerintah Australia-Indonesia), Iptu Jhehan Septiano Borti Leksono dari Dittipidsiber Bareskrim Polri dan Saraswati dari Sahabat Insan (perkumpulan yang konsentrasi pada isu kemanusiaan).
Pada akhir acara, Romo Ismartono, SJ menyimpulkan ada 3 kata kunci yang perlu diperhatikan oleh peserta webinar. Hal yang pertama adalah menyadari sumber penyelesaian masalah.
"Sumber penyelesaian adalah dari Anda, maka Anda bisa memulai penyelesaian dari diri sendiri. Hal-hal yang Anda tidak ingin diperlakukan kepada orang lain jangan lakukan. Perbuatlah apa yang ingin orang lain perbuat padamu," ujarnya.
Hal yang kedua adalah mampu dan mau mengubah menjadi segala sesuatu yang positif.
"Jangan mengikuti dan membalas yang jahat karena kejahatan adalah mata rantai yang terus berkembang. Olehkarena itu, kita harus mematahkan rantai tersebut. Jangan meneruskan hal yang buruk! kita punya orangtua sebagai panutan yang bisa diteladani dan ditiru," ujarnya.
Hal yang ketiga adalah miliki teman cerita untuk mengungkapkan masalah atau beban yang dialami, seperti cyberbullying.
"Pertemanan itu penting, kita perlu katarsis. Jika memiliki masalah dan masalah itu diungkapkan, maka masalah itu sebenarnya sudah separuh selesai," pungkasnya.