Penjemputan Jenazah Ke-31 Dan 32

Penjemputan Jenazah Ke-31 Dan 32
Jenazah MNB dan YB tiba di Kargo Bandara El Tari Kupang pada 14 September 2020

14 September 2020

Kabar duka seolah tak pernah berhenti menyapa tanah NTT, hari ini (14/09/2020) di Kargo Bandara El Tari Kupang dua jenazah PMI atas nama MNB dan YB dipulangkan dari Malaysia. Awan berarak lembut, perlahan menghilang dan memperlihatkan biru langit. Di kargo bandara El Tari Kupang aku berdiri bersama suster Matilda PI dan Tim Jaringan Solidaritas Anti Perdagangan Orang menanti peti jenazah ditarik keluar dari Kargo. Di sana, sudah ada Kakak Decky dari Rumah Harapan, perwakilan dari BP2MI (Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia) serta keluarga dari jenazah YB. Anehnya, tidak ada satupun keluarga dari jenazah MNB yang hadir. Menurut kabar yang kudengar, mereka lebih memilih menunggu di rumah duka. Mungkin karena biaya transportasi penjemputan cukup mahal. Apalagi di tengah wabah pandemi yang semakin mencekik dan merongrong mereka yang terdampak.

Mobil Jenazah JPIC YSPI dan B2PMI bersiap mengangkut jenazah MNB dan YB menuju ke rumah duka

Seperti biasanya, setiap jenazah yang dipulangkan dari negeri tempat mereka mengais rejeki menyimpan kisah duka. Mereka, Cerita mereka sebagai PMI yang berjuang di tanah rantauan demi keluarga dikisahkan lewat keluarga yang hadir dalam penjemputan di Kargo. Hari ini, aku kembali mendengar duka kisah penjemputan dua jenazah putra-putri NTT yang menoreh luka mendalam bagi Tanah Karang ini.

MNB adalah seorang pria berusia 30 tahun yang bekerja secara non prosedural di kapal penangkapan ikan di Pelabuhan Kecil Sibu, Sarawak Malaysia. Entah sudah berapa lama ia merantau di Malaysia, namun yang paling menyakitkan adalah saat mengetahui penyebab kematiannya yang diduga terbunuh. Dari surat kematian yang diterima, diketahui bahwa penyebab kematiannya adalah Ligature Strangulation (suatu strangulasi berupa tekanan pada leher korban akibat suatu jeratan dan menjadi erat karena kekuatan lain bukan karena berat badan korban). Ia meninggal pada 11 September 2019. Jenazah MNB ditemukan oleh pekerja kapal beberapa hari kemudian. Akibat sudah berhari-hari di dalam air, kondisi tubuhnya menjadi rusak dan wajahnya sulit untuk dikenali. Sejak kematiannya pada 2019 lalu, pemulangan jenazah mengalami kesulitan karena adanya pengecekan DNA antara Markus Nehemia Bisan dan orangtuanya di kampung. Hal ini tentu saja memakan waktu yang cukup lama, apalagi pandemic Covid-19, menjadi alasan lain jenazahnya sulit dipulangkan.

Hampir satu tahun jenazahnya bertahan di Malaysia dan pihak keluarga menginginkan agar jenazah dipulangkan. Sekalipun sudah lama, namun jenazah tetap bisa dipulangkan. Jenazah mendiang dipulangkan ke Indonesia pada 11 September 2020 lalu dengan jalan darat dari Sibu ke perbatasan Tebedu-Entikong, kemudian pada 12 September 2020 perjalanan dilanjutkan dari Entikong ke Pontianak lalu diterbangkan dengan Garuda Airlines pada 13 September 2020 menuju Jakarta. Pada 14 September 2020, jenazah diterbangkan dari Jakarta menuju ke Kupang. Meskipun jangka waktu yang dibutuhkan untuk pemulangan jenazah sangat lama namun ada suatu kelegaan pada keluarga saat jenazah bisa dikembalikan ke kampung halamannya. Keluarga bisa melihat petinya untuk yang terakhir kalinya. Kesedihan sudah tentu dirasakan tapi Allah Yang Maha Kuasa akan melimpahi keluarga dengan roh penghiburan.

Kisah sedih yang berikutnya datang dari YB yang meninggal di Malaysia pada 11 Agustus 2020 lalu, pukul 01.30 pagi waktu Malaysia. Ia menghembuskan nafas terakhirnya setelah kehilangan banyak darah saat berjuang melahirkan demi kehidupan baru sang buah hatinya. YB meninggal dunia setelah melahirkan anaknya yang ketiga. Keluarga yang datang menyambut kedatangan jenazah di kargo bandara El Tari Kupang mengungkapkan hal tersebut. Dari mereka, aku mengetahui bahwa suami dan ketiga anaknya masih bertahan di Malaysia dan merencanakan untuk kembali ke Indonesia. Sulit bagi suami YB untuk ikut mengantar kepulangan istrinya karena mereka bekerja secara non prosedural di Malaysia. YB bekerja di Malaysia sebagai penabur pupuk di ladang kelapa sawit kurang lebih selama lima tahun.

Tidak ada yang bisa menduga kematian seseorang di masa mendatang. Akan seperti apa, dimana dan bagaimana cara ajal datang menjemput? Apapun itu, Allah Bapa Surgawi adalah sumber kekuatan dan penghiburan bagi setiap duka dan luka yang dirasakan karena ditinggalkan orang terkasih.

Jenazah YB dinaikkan ke mobil jenazah BP2PMI. Sedangkan jenazah MNB dimasukkan ke dalam mobil jenazah JPIC(Justice Peace and Integrity of Creation) YSPI (Yayasan Sosial Penyelenggaraan Ilahi). Hari ini  merupakan pertama kalinya mobil jenazah JPIC mengangkut jenazah. Kami mengantarkan jenazah MNB menuju Desa Tumu, Kecamatan Amanuban Tengah, Kabupaten Timor Tengah Selatan. Sementara jenazah YB diantar ke rumah duka di Dusun Fatusahan, RT 002 RW 001, Desa Kuanfatu, Kecamatan Kuanfatu, Kabupaten Timor Tengah Selatan. Kedua jenazah didoakan oleh suster Matilda PI di bawah rindang beringin. Sirine mobil jenazah terdengar menyakitkan. Kesedihan yang kami rasakan dikumandangkan oleh jeritan sirene sepanjang perjalanan. Perlahan, kedua mobil jenazah menghilang dari pandangan kami.

Selamat datang Saudara dan Saudariku, selamat berjumpa dengan keluarga, selamat karena Tanah Timor menerima kedatanganmu dengan tangan yang terbuka lebar. Beristirahatlah dengan tenang bersama damai Kristus Yesus. Amin.