Pertemuan Tahunan Virtual Konferensi Kementerian Sosial Yesuit Asia-Pasifik

Komunitas Sahabat Insan Jakarta menghadiri Jesuit Conference of Asia-Pacific (JCAP) yang dilaksanakan sacara daring selama tiga hari sejak Rabu (6/10/2021) hingga Jumat (8/10/2021) setiap pukul 14.00 hingga 16.30 WIB. Acara konferensi juga dihadiri oleh para Jesuit dan kolaborator awam yang bekerja di lingkup pelayanan sosial dan ekologi dari berbagai negara di Asia-Pasifik yakni Indonesia, Australia, Timor Leste, Singapura, Thailand, Myanmar, Kamboja, Vietnam, Philipina, Cina, Korea Selatan dan Jepang.
![]() |
Perwakilan Sahabat Insan: Arta Elisabeth Purba, Ismartono, SJ (Direktur), Astuti Sitanggang, Saraswati (dari kiri ke kanan)
Konferensi JCAP beranjak dari keprihatinan terhadap orang miskin dan ekologi yang menjadi fokus Universal Apostolic Preferences (UAP) khususnya di masa pandemi Covid-19. JCAP melihat bahwa jurang kemiskinan semakin terbuka lebar sehingga kaum marginal yang pada awalnya sudah rentan semakin tertindas dan tidak mampu berbuat apa-apa untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sebagian besar dari kelompok rentan tersebut kehilangan pekerjaan, sulit mendapatkan akses kesehatan dan tidak memiliki pendapatan untuk bertahan hidup. Pada saat yang sama, peningkatan trend polarisasi dan perpecahan di banyak masyarakat menuntut upaya yang lebih besar untuk membangun jembatan persaudaraan.
Berkaitan dengan hal itu, melalui konferensi ini, JCAP terdorong untuk melihat kebutuhan mendesak guna menolong kelompok rentan di masing-masing wilayah yang tergabung dalam jejaring JCAP. Selain merawat jejaring, peserta konferensi diharapkan mampu berkolaborasi dengan organisasi yang ada di gereja dan masyarakat luas untuk mengerjakan agenda serupa dalam rangka menolong kelompok rentan dan terpinggirkan sebagai gerakan bersama.
Pada pertemuan pertama, peserta konferensi mendalami peran Gereja Katolik Universal terkait wabah Covid-19 terhadap kemiskinan dan ekologi. Materi pada pertemuan ini disampaikan oleh Dominic Chai, SJ, seorang Jesuit yang pada saat ini ditugaskan pada Diskateri untuk memajukan Perkembangan manusia seutuhnya. Dominic Chai menjabat sebagai rekan Koordinator Gugus Kerja Ekonomi Vatikan untuk menanggulangi Covid 19 yang menyoroti peran gereja dalam melayani sesama di tengah wabah Covid-19. Melalui materi ini, gereja diajak untuk mampu menjadi tanah subur yang mampu mendukung pertumbuhan makhluk hidup.
![]() |
Pembicara Dominic Chai
Pada pertemuan kedua, peserta diajak memahami tanggapan Serikat Yesus global terhadap krisis yang terjadi saat ini, mulai dari Covid-19, demokrasi, ekologi dan masalah ketidakadilan lainnya yang diamanatkan kepada Keadilan Sosial dan Sekretariat Ekologi Roma. Materi pada pertemuan kedua ini disampaikan oleh Xavier Jayaraj,SJ. Dalam pemaparannya, Xavier Jayaraj, SJ mengajak peserta mengidentifikasi isu-isu umum, mulai dari dampak pandemi Covid-19, krisis sosial kemanusiaan lainnya bagi masyarakat miskin, dan ekologi yang layak untuk ditangani secara regional atau/dan internasional.
![]() |
Moderator Pedro Walpole (kiri) dan Pembicara Xavier Jayaraj, SJ
Pada pertemuan ketiga, peserta konferensi diajak mengidentifikasi kemungkinan ide/inisiatif untuk proyek konferensi dalam upaya mengatasi kemiskinan dan ekologi. Presiden JCAP, Tony Moreno, SJ melalui materi yang disampaikannya menekankan sepuluh poin penting yang sedanhg diupayakan terkait usaha mengatasi kemiskinan dan ekologi tersebut yakni berkomitmen dalam cara-cara konkret untuk panggilan kemiskinan dan rekonsiliasi dengan penciptaan, memperdalam dan berbagi kharisma Spiritualitas Ignatian, berkolaborasi dengan kaum muda, berjalan bersama gereja, memperkuat misi terkait daratan Tiongkok, memperkuat tata kelola daerah berkembang, berkolaborasi dengan tata kelola baru, memperkuat kepemimpinan, perencanaan, dan sinodalitas, memperkuat pembentukan Yesuit dan mitra misi, mengkonsolidasikan dan menata kembali pusat-pusat teologis.
![]() |
Presiden JCAP Tony Moreno, SJ (kiri) dan JCAP Social Ministry Adrianus Suyadi, SJ
Pertemuan konferensi selama tiga hari ini bertujuan untuk membangun tekad para peserta konferensi agar mampu mengimplementasikan cara yang paling efektif dalam upaya mengulurkan tangan membantu kelompok rentan. Hal itu dicapai dari hasil diskusi dan berbagi pengalaman yang dipersentasikan di dalam setiap kelompok diskusi.
Pada setiap akhir diskusi, peserta konferensi diajak untuk merefleksikan hal apa yang sudah dan akan dilakukan sebagai suatu gerakan efektif yang mampu dilakukan bersama-sama dalam bidang masing-masing.
Ada beberapa hal yang disepakati sebagai hasil dari konferensi yakni semakin bertekad mengasah kepekaan untuk bersedia mendengarkan penderitaan sesama, belajar dari pengalaman dan kisah inspiratif sesama, menemani secara lebih dekat, memberikan advokasi dan menjadi saksi dari penderitaan dari kelompok rentan tersebut untuk dunia yang lebih inklusif dari wilayah masing-masing.