Penjemputan Jenazah ke-24

Penjemputan Jenazah ke-24
Jenazah MWP tiba di Kargo Bandara El Tari Kupang pada 19 Agustus 2020

19 Agustus 2020

 

Kita semua ada di dunia untuk menghadapi resiko-resiko Malam Kelam. Kita takut akan kematian, tetapi lebih takut untuk menyia-nyiakan hidup.’ –Brida, Paulo Coelho


Siang hari ini, NTT kembali menyambut satu jenazah anak NTT asal Desa Serinuho, Kecamatan Titehena Kabupaten Flores Timur atas nama MWP. Ia merupakan seorang pria 38 tahun yang meninggal dunia di Malaysia pada 3 Agustus 2020 karena Lung Infection (Infeksi Saluran Pernapasan).

Aku ke kargo bersama suster Matilda PI karena suster Laurentina PI pergi mengurus beberapa hal bersama Kakak Decky di Rumah Harapan. Jika urusan sudah selesai, mereka akan hadir dalam penjemputan jenazah siang ini.

Saat tiba, aku melihat keluarga besar MWP sudah berkumpul di sudut  kargo sambil menunggu kedatangan jenazah. Pak Timotius dan Pak Stefanus dari Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2PMI) juga sudah bersiap di kargo seperti biasanya untuk membantu keluarga mengurus administrasi jenazah.

Mereka duduk di sudut kargo, tempat penitipan jenazah berada. Bersama keluarga kami menungga jenazah di tarik keluar dari kargo.

MWP sudah pergi merantau sejak tahun 2014. Di Malaysia, ia hidup bersama istri dan dikaruniai dua orang anak. Anak yang pertama tinggal bersama saudara mereka di kampung, sedangkan anak kedua bersama mereka di Malaysia. Sangat disayangkan ketika mendengar kabar bahwa isteri dan seorang anaknya tidak bisa kembali ke tanah air untuk mengantarkan jenazah MWP ke peristirahatan terakhir karena dokumen bersifat illegal. Mereka nekad bekerja di ladang sawit  sekalipun tanpa dokumen yang resmi.

Pukul 12.45 WITA, peti jenazah MWP akhirnya terlihat di kereta Kargo. Kami segera mendekat ke arah peti. Untung saja di saat yang bersamaan suster Laurentina PI dan Kakak Decky, Mama Pendeta Pao Ina Bara Pa-Ngefak dari Rumah Harapan segera tiba di kargo. Mereka mengendarai mobil jenazah Yayasan Sosial Penyelenggaraan Ilahi (YSPI) yang baru. Keluarga MWP segera memindahkan peti jenazah berbalut kain putih dari kereta kargo ke mobil jenazah RSUD Prof. Dr. W. Z. Johanes Kupang. Setelah peti diletakkan di dalam mobil, kami segera keluar dari area kedatangan kargo menuju ke tempat parkir untuk mendoakan jenazah sebagai tanda penyambutan. Hal ini adalah salah satu wujud penghormatan kepada sesama manusia sebagai ciptaan Allah yang secitra dengan-Nya. Jenazah MWP segera didoakan oleh suster Laurentina PI.

Usai berdoa, jenazah segera diantar ke rumah sakit RSUD Prof. Dr. W. Z. Johanes Kupang untuk disemayamkan beberapa hari menunggu keberangkatan selanjutnya ke Flores Timur dengan kapal pada Jumat mendatang.

Sirine dihidupkan dan mobil dengan kecepatan tinggi segera berlalu meninggalkan kargo. Kami menunggu hingga derunya menghilang. Kami segera berpamitan satu sama lain untuk melanjutkan aktivitas masing-masing.

Aku menatap langit biru, seolah menyambut kedatangan putra NTT yang sudah lama pergi namun hari ini kembali ke tanah air dalam keadaan kaku. Dalam hati, aku mengucapkan selamat datang kepada saudaraku MWP. Sebagai manusia biasa, tidak ada satupun yang bisa menghindar dari kedukaan ini. Semua akan mengalami hal yang sama. Aku percaya bahwa arwahnya sudah tenang bersama Allah Bapa di surga. Semoga isteri, kedua anak dan sanak saudara yang ditinggalkan mendapatkan rahmat kekuatan dari sang Esa.